BERITA UTAMA

BPK Berperan dalam Rehabilitasi Kualitas Sungai Citarum

Sebagai bentuk kepedulian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas masalah bangsa, khususnya atas kondisi sungai Citarum yang saat ini terjadi pencemaran air sungai yang menurunkan kualitas sungai Citarum karena pembuangan sampah dan limbah baik domestik maupun industri, maka BPK menggelar Seminar Nasional dengan tema “Membedah Citarum dari Hulu Hingga ke Jakarta” yang dilaksanakan di Auditorium Kantor Pusat BPK, Jakarta pada Senin (18/2).

Seminar Nasional ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan dialog yang positif dengan para pemangku kepentingan dalam rangka memperoleh masukan dan solusi yang terbaik atas permasalahan pencemaran dan kerusakan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Anggota V BPK, Isma Yatun yang hadir memberikan keynote speech dalam seminar ini mengatakan bahwa melalui kegiatan pemeriksaan BPK berkepentingan untuk mengawal dan memastikan bahwa program-program prioritas pembangunan nasional telah direncanakan, dilaksanakan dan dilaporkan secara transparan dan akuntabel serta dapat memberikan manfaat pada kesejahteraan rakyat Indonesia.

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan.

Sungai Citarum adalah sungai terpenting dan potensial tidak saja hanya di Provinsi Jawa Barat tetapi juga di Provinsi DKI Jakarta. Sungai Citarum memiliki banyak fungsi dan kegunaannya antara lain sebagai pemasok air untuk tiga waduk yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan sebagai sumber air irigasi mengaliri areal persawahan yang berada di daerah sekitarnya, sumber air baku perusahaan daerah air minum, air baku industri dan pengelolaan perikanan. Dengan demikian Sungai Citarum memiliki potensi ekonomi, ekologi dan sosial yang sangat penting di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta. Selain melewati beberapa kabupaten di Jawa Barat, Sungai Citarum mengalir menjadi pasokan utama penyediaan air bersih bagi masyarakat di Provinsi DKI Jakarta.

Anggota IV BPK, Rizal Djalil dalam pemaparannya sebagai sebagai nara sumber dalam seminar ini mengatakan menurut pakar lingkungan kesalahan pengelolaan Sungai Citarum sudah dimulai dari hulu sungai karena tidak melakukan penanaman tanaman yang benar di daerah tangkap air. Kegiatan usaha tani di hulu Sungai Citarum tidak menerapkan kaidah konservasi yang akan mengakibatkan erosi. Oleh karena itu untuk membenahi Sungai Citarum harus dibenahi di hulu sungai terlebih dahulu.

“Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang bersifat paternalistik, oleh karena itu apabila pemerintah dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, menyiapkan fasilitas pembuangan limbah masyarakat dan menyiapkan peraturan yang mengatur pembuangan limbah oleh masyarakat pasti masyarakat akan mematuhinya” ungkap Anggota IV BPK.

Selain Anggota IV BPK, hadir sebagai narasumber dalam seminar ini Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan yang bertindak sebagai moderator, Effendi Ghazali dan Tina Talisa. Seminar ini dihadiri oleh Anggota I BPK, Agung Firman Sampurna, Anggota II BPK, Agus Joko Pramono, pejabat Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan BPK.

Bagikan konten ini: