BANNER SLIDE

BPK Gabungkan Analisa DEA-BPM

JAKARTA-Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI optimistis konsep audit kinerja dengan menggabungkan analisa kuantitatif Data Envelopment Analysis (DEA) dan analisa kualitatif Better Management Practise (BMP) yang kini tengah dikembangkan, tepat untuk meningkatkan kualitas dan kinerja BUMN, khususnya BUMN yang bergerak di bidang perbankan. Demikian ditegaskan Bahrullah Akbar, Anggota VII BPK RI dalam diskusi Peran BPK dan OJK dalam Meningkatkan Efisiensi Perbankan BUMN di Kantor PBNU di Jakarta kemarin.

Dia menyatakan, audit dengan model tersebut bertujuan untuk mengukur relatif kluster antarbank secara menyeluruh dalam industri perbankan nasional. "Selain itu juga untuk menguji bank yang menjadi obyek pemeriksaan BPK," tukasnya.

Diharapkan, dengan dilakukan gabungan analis DEA-BMP ini, BPK dapat melihat fungsi bank dari sisi intermediasi, produksi dan operasionalnya. Dengan demikian, sambung pria yang akrab dengan kultur ke NU-annya ini, pemeriksaan dan pengujian atas audit kinerja bank BUMN dapat memberikan rekomendasi dan kesimpulan yang bisa mendorong bank, khususnya bank BUMN untuk lebih kompetitif dan akhirnya bisa bersaingan pasar. Terlebih lagi dalam waktu dekat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera diberlakukan.

Pria asli Betawi ini mengaku telah menguji langsung audit model gabungan ini pada sebuah bank. "Kita pernah lakukan audit kinerja salah satu bank yang secara ukuran kinerja keuangan bagus, tapi setelah kita lakukan audit dengan gabungan analisa ini, ternyata kualitas kreditnya 87,5 persen pinjaman konsumtif, dan hanya 12,49 persen untuk kredit investasi," terangnya.

Jika ini yang terjadi, sambungnya, fungsi bank sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi masih jauh dari harapan. Secara umum kinerja bank BUMN memang sudah cukup baik. Keuntungan dan nilai aset bank-bank BUMN juga terus meningkat dari tahun ke tahun.

Indo Pos

Bagikan konten ini: