BANNER SLIDE

BPK Jamin Tetap Independen

JAKARTA, KOMPAS - Badan Pemeriksa Keuangan menjamin tetap independen meski ada anggota lembaga itu yang berlatar belakang politisi. BPK juga menegaskan tidak akan terpengaruh oleh dinamika politik di lembaga eksekutif ataupun legislatif.

"Roh BPK adalah independensi dan transparansi. Untuk menjaganya, kita harus menghilangkan baju kita sebelumnya," kata anggota BPK Achsanul Qosasi seusai pengucapan sumpah sebagai anggota BPK periode 2014-2019 oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Kamis (16/10), di Jakarta

Achsanul adalah satu dari lima orang yang kemarin diambil sumpahnya sebagai anggota BPK. Empat orang lainnya adalah Moermahadi Soerja Djanegara, Harry Azhar Azis, Rizal Djalil, dan Eddy Mulyadi Soepardi.

Mereka melengkapi empat anggota BPK lainnya yang lebih dulu menjabat, yakni Sapto Amal Damandari, Agus Joko Pramono, Agung Fiman Sampurna, dan Bahrullah Akbar.

Dari lima orang yang kemarin diambil sumpahnya sebagai anggota BPK, tiga orang, yaitu Harry Azhar Azis, Rizal Djalil, dan Achsanul, punya latar belakang politisi.

Harry Azhar adalah anggota DPR periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Golkar dan Rizal anggota DPR periode 2004-2009 dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara itu, Achsanul adalah anggota DPR periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Demokrat.

Dalam perebutan pimpinan DPR dan MPR periode 2014-2019, Partai Golkar, PAN, dan Demokrat tergabung dalam Koalisi Merah Putih. Saat pemilu presiden lalu, koalisi ini mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Kerja sama

Rizal mengatakan, BPK siap bekerja sama dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla ,yang pada pemilu presiden lalu diusung Koalisi Indonesia Hebat.

Ia berharap, BPK dan pemerintah bisa membahas masalah bangsa terkait APBN, terutama beban subsidi bahan bakar minyak yang sangat besar.

"Terkait beban subsidi ini, BPK siap memberikan pendapat karena ini merupakan persoalan kita bersama," kata Rizal. Ia melanjutkan, BPK juga siap memberikan pendapat terkait sektor lain, seperti pengelolaan energi dan pangan.

Harry Azhar mengatakan telah resmi keluar dari Partai Golkar karena anggota BPK dilarang menjadi anggota partai politik.

Untuk menjaga independensi BPK, lanjut Harry, lembaganya akan memperkuat pengawasan dan majelis kehormatan kode etik.

Saat ini Ketua BPK masih dijabat Rizal Djalil. Namun, untuk periode kepemimpinan 2014-2019, sembilan anggota BPK akan memilih ketua baru. Menurut Harry, beberapa hari ke depan, sembilan anggota BPK akan menentukan ketua, wakil ketua, dan pembagian wewenang.

Kompas

Bagikan konten ini: