BANNER SLIDE

Diduga Bermasalah, BPK Audit Penyewaan Menara BTS Telkom

PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mempersilakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit terkait penyewaan menara Base Transceiver Station (BTS) milik mereka. Proses penyewaan menara ini diyakini Telkom sudah sesuai aturan.

Hal itu ditegaskan Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo menanggapi dugaan mark-up dalam penyewaan menara BTS Telkom.

"Proses sewa menara yang dilakukan Telkom sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun, kami mempersilakan BPK melakukan investigasi dalam kasus ini," kata Arif di Jakarta, kemarin.

Arif melanjutkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Telkom pasti mematuhi peraturan yang berlaku. Proses audit yang dilakukan BPK sudah menjadi keharusan untuk kesehatan perusahaan BUMN dan publik.

"Jadi kita tidak ada masalah kalau harus diaudit. Kalau memang ada pelanggaran, pasti ada konsekuensi yang harus di tanggung," tegas Arif.

Di tempat terpisah, Ketua BPK Rizal Djalil menjelaskan, lembaganya akan melakukan audit investigasi terhadap kasus sewa-menyewa menara BTS Telkom. Proses penyewaan BTS yang dilakukan Telkom dan pihak ketiga diduga telah di mark-up, dan berindikasi merugikan negara karena nilainya berlipat dari harga wajar.

Menurut Rizal, dalam waktu dekat instansinya akan melakukan audit investigasi terkait kasus penyewaan menara BTS Telkom. "Semua menara pemancar yang ada akan diinvestigasi segera, baik yang terkait dengan Telkom atau perusahan lainnya. Kami akan segera lakukan itu, kawan-kawan media harap bersabar," ujarnya.

Untuk memulai audit investigasi, lanjut Rizal, BPK sudah melakukan penelusuran awal. "Sudah ada pemeriksaan awal, makanya kita mau investigasi lebih lanjut masalah menara Telkom itu," ungkapnya.

Pelaksana Tugas Humas (Plt) BPK Akhsanul Khaq juga memastikan, BPK siap berkoordinasi dengan penegak hukum untuk lakukan investigasi.

Gandeng Alfamart

Selain melakukan penyewaan menara, Telkom juga mengembangkan bisnisnya di pasar nasional dengan meningkatkan kerja sama dengan waralaba Alfamart, Alfamidi, DAN+DAN.

Sedangkan di internasional, Telkom membuka kantor Telekomunikasi Indonesia International USA, Inc (Telkom USA) di Los Angeles, AS.

Direktur Enterprise Business Services Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan, kerja sama Alfa Group ini siap melayani pengiriman uang melalui Delima, baik domestik maupun internasional.

"Kerja sama ini untuk meningkatkan kemudahan pembayaran tagihan Multibiller serta memberikan tambahan pelayanan pada masyarakat melalui layanan, pengiriman uang atau remittance," ujar Awaluddin.

Direktur Wholesale International Service Telkom Ririek Adriansyah menambahkan, Telkom USA akan masuk ke dalam bisnis wholesale dan enterprise di Amerika Serikat (AS).

Keberadaan Telkom USA, kata Ririek, akan mendukung operasional network Telkom Group yang semakin besar di AS.

"Saat ini Telkom Group melalui anak usahanya Telin, telah memiliki 6 PoP (Point of Presence), untuk mendukung konektivitas layanan internet ke Amerika Serikat," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, Telkom telah bertekad untuk mewujudkan Indonesia Global Networks melalui pembangunan kabel laut internasional.

"Ekspansi ini akan mendukung peningkatan hubungan bisnis Indonesia-Amerika Serikat yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Ririek. (nov)

Rakyat Merdeka

Bagikan konten ini: