BERITA UTAMA

Selenggarakan FGD, BPK Berupaya Bangun Komunikasi yang Efektif dengan Pemangku Kepentingan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berupaya untuk membangun komunikasi dua arah secara efektif dengan pemangku kepentingan. Komunikasi tersebut dilakukan agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kedudukan dan peran BPK. Untuk itu, pada hari Senin, tanggal (21/8/2017), BPK menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pertanggungjawaban Hasil Audit BPK”.

Pada kegiatan yang berlangsung di Kantor Pusat BPK tersebut, BPK melibatkan elemen masyarakat yang terdiri dari organisasi masyarakat, asosiasi profesi, dan akademisi. Hadir sebagai narasumber yaitu Ketua BPK, Moermahadi Soerja Djanegara dengan didampingi oleh Wakil Ketua BPK, Bahrullah Akbar, dan Anggota II BPK, Agus Joko Pramono.

Dalam sambutannya, Ketua BPK berharap dengan diselenggarakannya FGD ini, BPK dengan para pemangku kepentingan dapat lebih bersinergi dalam menjalankan perannya. “Para pemangku kepentingan dapat meningkatkan dukungan dan memberikan masukan kepada BPK, serta selanjutnya dapat memperluas pemahaman secara lebih jelas dan lebih baik kepada publik mengenai wewenang, peranan, dan pertanggungjawaban hasil pemeriksaan BPK,” ungkap Ketua BPK.

Sementara itu, Wakil Ketua BPK mengatakan, bahwa sharing dan masukan serta pemikiran-pemikiran dari pemangku kepentingan ini untuk perbaikan BPK. “BPK merasa perlu ada sistem mekanisme yang diperbaiki dan BPK sudah melakukan beberapa terobosan. Semoga BPK ke depan bisa lebih bagus lagi,” ungkapnya. Wakil Ketua BPK menambahkan, bahwa masukan tersebut akan dibahas oleh pimpinan BPK pada sidang badan. Masukan itu diantaranya, perbaikan sistem dan meningkatkan komunikasi publik dengan masyarakat tentang tugas dan fungsi BPK.

Peserta FGD yang hadir antara lain adalah pejabat Eselon I BPK, ahli hukum tata negara, organisasi Indonesia Budget Center, Institut Akuntan Publik Indonesia, Kantor Berita Nasional ANTARA, organisasi Kemitraan, Transparency International Indonesia, dan organisasi RUJAK (Center for Urban Studies).

Bagikan konten ini: