BERITA UTAMA

Kemampuan BPK Melakukan Analisis Big Data akan Memberikan Nilai Tambah bagi BPK

JAKARTA, Humas BPK - Perkembangan Teknologi Informasi (TI) telah memungkinkan bagi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk bekerja tidak hanya menggunakan kombinasi data yang diperoleh melalui kewenangannya saja, melainkan juga menggunakan data lain yang tersedia di domain publik seperti di media sosial, berita online, maupun di portal-portal lainnya yang mengandung data. Lingkungan data yang beragam ini membuka peluang bagi BPK untuk mampu memperoleh manfaat dari konsep big data. Hal ini disampailkan oleh Ketua BPK Agung Firman Sampurna saat memberikan sambutan dalam membuka kegiatan Final Hackathon BPK yang diselenggarakan secara daring dan fisik terbatas, pada Selasa (12/1/2021).

Lebih lanjut Ketua BPK mengatakan Terbentuknya big data lazimnya disertai pula dengan kemampuan BPK melakukan analisis terhadap big data agar mampu memberikan nilai tambah bagi BPK. Kemajuan TI saat ini telah memungkinkan institusi untuk menggunakan model-model analisis berbasis algoritma statistik dalam kerangka big data analytics dalam melakukan analisis data yang lebih dari sekedar menerapkan teknik audit berbantuan komputer.

"Big data analytics digunakan dalam konteks data exploratory analysis guna mendapatkan sebuah petunjuk atau symptom atas adanya kejadian yang outlier atau irregular dengan cara mendapatkan pola dari suatu kumpulan data, memprediksi suatu nilai, atau memvisualisasikan kumpulan data. Melalui penerapan teknologi informasi dan pemanfaatan big data analytics, BPK diharapkan dapat menjadi pusat analisis keuangan negara," ujar Ketua BPK.

Ketua BPK menegaskan bahwa pemanfaatan TI tersebut membuka peluang bagi BPK dalam melakukan transformasi TI menuju e-government dan digital government secara terukur dan bertahap untuk meningkatkan tata kelola organisasi yang akuntabel, transparan, dan berkesinambungan yang dapat menjadi teladan bagi institusi lainnya.

"Sesuai tema besar yang ditetapkan BPK dalam berbagai kegiatannya yaitu "Akuntabilitas untuk Semua" atau "Accountability for All", tema dalam kompetisi Hackathon BPK ini adalah "Hack for Accountability and Transparency" . Tema ini dimaksudkan untuk menekankan bahwa nilai Akuntabilitas dan Transparansi itu tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pengelola keuangan negara, atau pemeriksa laporan keuangan, atau pemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara semata, tetapi juga merupakan tanggung jawab bagi kita semua. Sebuah tanggung jawab bersama yang harus dijadikan budaya yang mengakar dan diimplementasikan secara luas dalam seluruh sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," tegasnya.

Turut hadir dalam acara ini Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono, Ketua Dewan Juri Andi Budimansyah (Ketua Federasi Teknologi Informasi Indonesia), para Dewan Juri Yudho Giri Sucahyo (Ketua Pengelola Domain Internet Indonesia), Jamalul Izza (Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), Merza Fachys (Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), Yazid Setiadi (Dosen dan Peneliti Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia), dan Sulistiyo (Direktur Deteksi dan Ancaman Badan Siber dan Sandi Negara) serta Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pejabat struktural dan fungsional di lingkungan BPK

Dalam laporannya Sekretaris Jenderal BPK Bahtiar Arif mengatakan bahwa Melalui kompetisi ini, BPK hendak mengajak para stakeholder BPK yaitu para pelajar dan/atau mahasiswa serta kalangan professional yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi, dan memiliki kemampuan membangun, menganalisa, serta mengembangkan perangkat lunak (software) untuk terlibat, berpartisipasi dan bekerja bersama BPK dalam menciptakan dan mengembangkan suatu software atau aplikasi.

Sejumlah 17 aplikasi dinyatakan berhasil masuk ke babak final. Aplikasi-aplikasi ini telah diseleksi dengan seksama oleh para mentor Hackathon BPK yang berasal dari internal BPK, dengan menggunakan kriteria penilaian atas Originalitas ide; Ide tersebut dapat diaplikasikan; Dampak ide tersebut terhadap proses bisnis BPK; dan Bagaimana ide tersebut dipresentasikan.

Bagikan konten ini: