BANNER SLIDE

BPK Dukung Penurunan Subsidi Energi

JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengingatkan pentingnya pengurangan subsidi energi agar bisa dimanfaatkan untuk peningkatan infrastruktur. Selain itu, BPK juga mengingatkan agar pemerintah memperkuat mekanisme kontrol dan pengawasan agar kebijakan subsidi bisa tepat sasaran.

"Kalau pengawasannya tidak bagus, nanti subsidi energi yang jumlahnya sekitar Rp 334 triliun itu rakyat tak menikmatinya. Begitupula untuk non energi, seperti pupuk apakah benar yang menikmati petani, jangan-jangan yang menikmati perkebunan," kate Ketua BPK, Rizal Djalil di Gedung Berita Satu, Jakarta, Selasa (17/6).

Peningkatan infrastruktur, kata dia, dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah, kata Rizal, tidak mau utang luar negeri bertambah. Begitu pula DPR membatasi utang sehingga pemerintah membangun apa adanya. Hal ini berakibat kualitas infrastruktur menurun.

"Pengurangan subsidi menjadi salah satu solusinya," kata dia.

BPK, lanjut dia, meminta pemerintah untuk mengevaluasi dan merancang ulang kebijakan subsidi sehingga menjadi lebih tepat sasaran. "Pemerintah juga perlu meningkatkan basis data dan sistem seleksi penerima subsidi lebih transparan dan akuntabel," katanya.

Selama ini, kata dia, pemerintah dinilai belum memiliki kebijakan dan indikator yang jelas untuk memastikan ketepatan sasaran realisasi subsidi energi. Selain itu, sistem informasi pengawasan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dinilai belum sepenuhnya berjalan efektif.

"Subsidi bukan size-nya tapi bagaimana agar subsidi jatuh kepada yang berhak. Perlu ada program yang jelas agar tepat sasaran," katanya.

Rizal juga mengatakan, hasil pemeriksaan BPK menunjukkan bahwa terjadi keberatan muatan (overload) yang melintasi jalan, sehingga melebihi kapasitas beban yang diizinkan di pantura. Hal ini menyebabkan, sering dilakukan perbaikan jalan pantura.

BPK concern terhadap pembangunan proyek infrastruktur jalan di kawasan pantura Jawa. "Instansi lain perlu membantu Kementerian PU agar tol Cirebon bisa berjalan," tuturnya.

Investor Daily Indonesia

Bagikan konten ini: