BERITA UTAMA

Anggota II BPK Berbagi Pandangan Tentang Pengembangan Model Audit Implementasi SDGs dengan 240 Auditor dari Seluruh Dunia pada SAI Leadership and Stakeholders Meeting di Kantor Pusat PBB New York

New York , 24 Juli 2019, Setelah tiga tahun berturut-turut Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Agus Joko Pramono menghadiri Supreme Audit Institution (SAI) Leadership and Stakeholders Meeting di Kantor Pusat PBB New York, maka pada kesempatan ini Anggota II menjadi salah satu pembicara kunci dalam menentukan arah ke depan dari audit SDGs.

Setelah secara sekilas Anggota II memaparkan mengenai keberhasilan hasil audit SDGs Preparedness dalam memberikan dampak perubahan yang signifikan dalam proses persiapan pelaksanaan SDGs di Indonesia, Anggota II melanjutkan paparan nya tentang inisiatif BPK dalam audit SDGs di tahap implementasi.

Anggota II menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam audit implementasi SDGs adalah audit kriteria yang berada pada level outcome. Dengan kriteria yang berada pada level outcome, maka Supreme Audit Institution harus memiliki perencanaan yang strategis dalam merangkai audit-audit yang dilakukan selama jangka waktu siklus 5 tahunan RPJMN. Selain itu, juga diperlukan adanya pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang komprehensif. Salah satu terobosan yang dilakukan BPK adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang memiliki pengetahuan terkini tentang SDGs di setiap level, UN DESA di level global, UN ESCAP di level regional, UNDP Indonesia di level nasional dan SDGs center yang ada di beberapa universitas di Indonesia. Dalam hal penggunaan teknologi, BPK menjadi salah satu SAI yang konsisten melakukan inovasi-inovasi terkait teknik pemilihan sampel. Dalam kesempatan ini, BPK memberikan contoh bahwa dalam audit SDGs preparedness, BPK menggunakan GIS dan Gephi untuk membantu pelaksanaan audit dalam memperdalam akar masakah dengan menggunakan GIS untuk menentukan sampel yang tepat dan menggunakan network analysis untuk membuktikan hipotesa tentang realisasi belanja yang masih perlu diperbaiki dalam hal kualitasnya.

Selain Anggota II BPK, dalam sesi diskusi panel yang dimoderatori oleh Archana Shirsat, Deputy Director General, IDI, Stakeholders yang dihadirkan adalah : Auditor General,National Audit Office, Finland, Tytti Yli-Viikari, Auditor-General, Office of the Auditor-General of Liberia, Yusador Gaye, dan Director, Environmental and Agricultural Audit Department, Brazilian Court of Accounts, Carlos E. Lustosa da Costa.​

BPK pada saat ini sedang melakukan pemeriksaan atas tahap implementasi SDGs. Hal ini menjadikan BPK salah satu SAI yang telah bergerak maju terkait tahapan audit SDGs yang disepakati dalam rencana strategi INTOSAI. Sebagai salah satu SAI yang dianggap dapat menjadi benchmark, maka pada kesempatan ini, UN DESA meminta Anggota II untuk memberikan kesan dan pesan atas inisiatif kegiatan SAI Leadership and Stakeholders Meeting ini. Dalam sesi wawancara, Anggota II mengapresiasi inisiatif UN DESA dalam mengawal proses pelibatan SAI dalam audit SDGs, yang dimulai sejak tahun 2017, pada saat tahapan preparedness sampai di tahun 2019 yang akan melangkah ke tahapan audit implementasi.

Dalam kesempatan ini, IDI memperkenalkan ISAM model untuk tahapan audit implementasi SDGs. Salah satu catatan penting dari BPK tentang model tersebut adalah tentang cara mengkomunikasikan dampak audit jangka panjang terkait penggunaan framework sustainability report. Hal ini juga menjadi topik yang dibahas oleh EU court of audit pada kesempatan sehari sebelumnya. Pada hari pertama, EU memaparkan bagaimana peran lembaga audit terkait dengan sustainability report. Dari diskusi, diketahui bahwa masing-masing negara memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang cara mengkomunikasikan SDGs audit karena sampai pada tahap ini, definisi dari audit SDGs masih belum dapat disepakati bersama . Namun secara umum semua peserta setuju bahwa dengan adanya partnership dan keterlibatan semua pihak serta mengedepanan semangat “alone we can do so little; together we can do so much” dalam proses audit implementasi SDG, maka model audit yang ideal akan segera dapat terbentuk. Dari perspektif SAI, BPK mengingatkan bahwa hal utama dari audit SDGs bukan terletak pada model audit yang digunakan. Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana ke depan SAI mampu berperan dalam menjalankan fungsinya mendukung tujuan bernegara dengan memanfaatkan model audit SDGs yang komprehensif.

Bagikan konten ini: