BERITA UTAMA

Anggota VI BPK: Mahasiswa Diharapkan Menjadi Agent of Change di Tengah Pandemi Covid-19

JAKARTA, Humas BPK - Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, tentu menjadi tantangan bagi para mahasiswa untuk menjadi agent of change sehingga dapat menjadi agen penggerak ekonomi selama masa dan pasca-pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)/ Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara VI Harry Azhar Azis saat menyampaikan orasi ilmiah pada acara Sidang Senat Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) di Karawang, Jawa Barat, Senin (6/9/2021).

Anggota VI menyampaikan bahwa Data BPS (2021) menunjukkan bahwa terdapat 29,12 juta orang (14,28 persen) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19, terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (2,56 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,76 juta orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (1,77 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (24,03 juta orang).

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak buruk terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha. Merujuk pada Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sebagian kecil (5,9%) yang mengalami pertumbuhan positif.

Merujuk pada siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia (2021), menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan.

"Beberapa diantaranya sampai harus melakukan PHK. Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat," ungkap Anggota VI BPK dalam orasi ilmiahnya yang diberi judul Mahasiswa sebagai Agen Penggerak Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19.

Lebih lanjut Anggota VI BPK menyebutkan, bahwa berdasarkan hasil survei Tempo Data Science (TDS) tentang praktik e-commerce di Indonesia periode Mei-Juli 2021, menunjukkan bahwa untuk bisa bertahan dan berkembang selama pandemi, sebagian besar atau sebesar 82% UMKM telah berusaha mengoptimalkan aktivitas penjualan online melalui outlet mereka di platform e-commerce dan juga di media sosial.

Hal tersebut bisa menjadi bukti bahwa UMKM sanggup bertahan ketika perekonomian Indonesia dihantam badai krisis. Untuk itu, UMKM diharapkan bisa menjadi agen kebangkitan Indonesia dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Dengan demikian, peran wirausaha atau UMKM sebagai agen perubahan dan kebangkitan ekonomi harus dibangkitkan, mengingat 99 persen ekonomi Indonesia digerakkan oleh UMKM, 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) disumbang UMKM dan 97 persen lapangan kerja diserap oleh UMKM. Daya serap tenaga kerja yang cukup besar ini setidaknya mampu menghentikan pertumbuhan angka pengangguran dan kemiskinan akibat pandemi.

"Mengembalikan ekonomi Indonesia kembali baik, bukan hanya menjadi tugas pemerintah, namun juga seluruh lapisan pelaku ekonomi, termasuk kaum generasi Z (mahasiswa). Mahasiswa merupakan kaum yang identik dengan kreatifitas, imajinatif, revolusioner dan cepat," tegasnya.

Dengan kondisi sekarang hidup pada Era 4.0 yang kesemuanya serba terhubung dengan teknologi dan internet, sesungguhnya adanya pandemi Covid-19 ini bisa dijadikan sebagai blessing in disguise atau berkah di balik malapetaka.

"Pandemi Covid-19 ini telah memacu terbentuknya sistem atau pola pemasaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau lebih dikenal sistem online. Mahasiswa yang melek teknologi informasi tentunya bisa menjadi digital marketer," tambahnya.

Selain itu, mahasiswa yang melek teknologi informasi juga dapat menjadi pengembang aplikasi atau pendiri rintisan (start-up). Profesi tersebut memang masih asing beberapa tahun yang lalu. Namun, sekarang menjadi pekerjaan yang diminati banyak orang. Sebab, para pengusaha termasuk UMKM berlomba-lomba dalam menyediakan aplikasi digital terkait produk yang ditawarkannya.

Semangat para pahlawan ini tidaklah luntur dari sanubari para mahasiswa untuk mewujudkan cita-cita Republik kita tercinta, yakni kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Tugas yang diemban oleh generasi muda memang sangat berat.

"Namun saya yakin untuk bisa memwujudkan Indonesia menjadi negara maju dan berakhlaq, kuncinya ada pada generasi muda," tegasnya.

"Bung Karno pernah mengatakan, "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Kalimat legenda yang sampai saat ini relevan dikaitkan pada era 4.0 ini," pungkasnya .

Hadir dalam acara yang diselenggarakan secara fisik terbatas dan secara virtual ini Auditor Utama Keuangan Negara VI Dori Santosa, Kepala Auditorat VI.B Ida Irawati, Rektor UNSIKA Sri Mulyani, Ketua Senat UNSIKA Dayat Hidayat, Sekretaris Senat UNSIKA Sri Rahayu, para Anggota Senat UNSIKA dan para mahasiswa UNSIKA.

Bagikan konten ini: