BERITA UTAMA

Wakil Ketua BPK Hadiri Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XXV

KENDARI, Humas BPK - Perkembangan teknologi informasi menjadi sebuah tantangan besar bagi profesi akuntan, dimana akuntan dianggap less relevant karena perannya dapat digantikan oleh teknologi digital. Sebab itu, para akuntan perlu mengoptimalkan peluang yang ada untuk menjadikan profesi akuntan tetap relevan dan dibutuhkan di era digital.

Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Agus Joko Pramono, mengatakan peran akuntan akan tergantikan oleh ahli teknologi informasi yang mengkonversi standar akuntansi ke dalam berbagai algoritma digital. Hal ini memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dilakukan tanpa bantuan akuntan.

"Ketika pengelolaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan telah dilakukan secara fully computerized, maka keterlibatan manusia dalam proses pengelolaan dan pencatatan transaksi keuangan menjadi minimal," ujar Wakil Ketua BPK dalam keynote speech-nya pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XXV yang dilaksanakan di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Kamis (8/9).

Meskipun banyak tugas akuntan yang diotomatisasi, Wakil Ketua BPK meyakini bahwa profesi akuntan tidak akan tergantikan teknologi. Bahkan, peran akuntan justru akan meluas sebagai konsultan bisnis dan mitra strategis dibandingkan hanya sekadar ahli keuangan.

"Akuntan tidak lagi dipandang sebagai profesi yang berkutat pada aspek finansial semata, melainkan mulai berorientasi pada pelaporan yang mengintegrasikan aspek finansial dan nonfinansial," jelasnya dalam kegiatan yang mengangkat tema "Peluang dan tantangan profesi akuntan dalam era digitalisasi menuju Indonesia maju dan berkelanjutan".

Oleh karena itu, akuntan harus terus mengembangkan kompetensi dan beradaptasi secara agile terhadap kebutuhan lingkungan yang dinamis, khususnya di era digitalisasi agar tidak tertinggal atau bahkan punah. Sebab, di era Society 5.0, profesi akuntan akan bertransformasi, dimana akuntan diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan analisis data untuk dapat berperan memberikan jasa advisory yang menuntut spesialisasi dan kompetensi yang tinggi.

Tidak hanya itu, Wakil Ketua BPK yang juga merupakan Anggota Dewan Penasihat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menegaskan, akuntan juga diharapkan dapat menciptakan insight yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan kritikal dalam investasi dan strategi korporasi yang tidak hanya berorientasi profit maximization, namun social responsibility.

Selain Wakil Ketua BPK, kegiatan SNA XXV ini juga dihadiri Asisten 1 Pemprov Sulawesi Tenggara, Iliyas Abibu yang mewakili Gubernur, Rektor UHO, Muhammad Zamrun Firihu, Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Mardiasmo, Ketua KAPd IAI, Dian Agustina. SNA XXV dihadiri hampir 500 peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dan menampilkan sejumlah pembicara terkemuka dari para tokoh profesi akuntan, regulator, praktisi dan akademisi.

Sementara itu, dalam kunjungannya di Kendari, Sulawesi Tenggara, Wakil Ketua BPK juga meresmikan klub panahan Bepeka Archery Indonesia (BAI) Sultra. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor Perwakilan BPK Provinsi Sultra, Jumat (9/9).

Wakil Ketua BPK mengungkapkan bahwa keberlangsungan klub panahan ini tidak bisa instan, namun harus berproses dan konsisten, dengan harapan terus aktif dan bisa mengikuti berbagai even lokal mapun nasional. Dengan terbentuknya BAI Sultra pada Perwakilan BPK Sultra, maka terdapat delapan klub panahan di kota Kendari dalam naungan Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) Sultra.

Bagikan konten ini: