Ketua BPK Tekankan Pentingnya GRC Terintegrasi untuk Mendukung Visi Indonesia Emas 2045
JAKARTA, Humas BPK - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun menjadi keynote speaker dalam forum Risk and Governance Summit 2024 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan tema "Strengthening the GRC Ecosystem in the Financial Sector to Support the Golden Indonesia 2045 Vision", di Jakarta, Senin (25/11).
Dalam pidatonya, Ketua BPK menyoroti pentingnya penerapan governance, risk, and compliance (GRC) secara terintegrasi untuk memperkuat ekosistem sektor keuangan dan mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045. Beliau mengapresiasi langkah OJK sebagai pionir GRC di Indonesia, yang telah mendorong implementasi GRC secara kolaboratif untuk menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan ekonomi nasional.
Ketua BPK menekankan bahwa implementasi GRC di sektor publik adalah kunci dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks, termasuk transformasi digital dan risiko global.
"Pendekatan collaborative governance memungkinkan upaya yang lebih responsif dan efektif bagi tercapainya policy design melalui partisipasi dan kolaborasi yang inklusif dari seluruh sektor," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bagaimana GRC yang terintegrasi dapat mendukung tata kelola keuangan negara yang transparan, bertanggung jawab, dan mampu meningkatkan kepercayaan publik.
Salah satu elemen krusial yang dimiliki BPK untuk turut secara aktif bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional adalah melalui mandat pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Hasil pemeriksaan BPK, baik berupa opini, rekomendasi, maupun simpulan, dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam merumuskan kebijakan publik, sehingga hasil pemeriksaan BPK juga akan memberikan dampak yang lebih bermanfaat dan tangible.
Lebih lanjut, Ketua BPK menegaskan komitmen BPK dalam memperkuat pemeriksaan melalui inovasi seperti Research-Based Audit dan penerapan GRC terintegrasi di internal BPK. Beliau juga menegaskan pentingnya sinergi antara BPK dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung terciptanya tata kelola keuangan negara yang berkualitas, akuntabel, dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Oleh karena itu, profesi GRC yang tersebar di setiap organisasi adalah para 'protectors' yang membantu organisasi menavigasi ketidakpastian dan ketidakstabilan untuk mencapai dan mempertahankan principled performances kita bersama, yakni memastikan bahwa pembangunan nasional berjalan sesuai jalur menuju pencapaian Visi Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah diskusi strategis bagi multi-stakeholder dari sektor publik dan swasta untuk membahas langkah-langkah kolaboratif guna menciptakan ekosistem GRC yang mampu menjawab tantangan global dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Acara dibuka oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, Anggota II BPK Daniel Lumban Tobing, para anggota Dewan Komisioner OJK, serta para narasumber dan undangan.