BERITA UTAMA

BPK Susun Renstra 2025–2029, Ketua BPK Tekankan Lima Hal

JAKARTA, Humas BPK - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun mengatakan nilai dari suatu perencanaan strategis bukan terletak pada hasil akhir tersedianya dokumen renstra. Akan tetapi, pada intellectual journey dan proses brainstorming selama tahapan penyusunan renstra yang melibatkan seluruh elemen BPK secara inklusif.

"Perencanaan strategis adalah sebuah perjalanan bersama untuk mengeksplorasi kekuatan, kelemahan, kendala, dan tantangan yang akan dihadapi BPK, serta merumuskan strategi terbaik yang dapat diterapkan," kata Ketua BPK pada kegiatan Kick-Off Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) BPK Tahun 2025-2029, di Jakarta, Kamis (14/12).

Pada kesempatan itu, Ketua BPK menekankan lima hal yang perlu menjadi perhatian dalam menyusun renstra 2025-2029. Pertama, penyusunan renstra agar mempertimbangkan rumusan masa depan BPK yang ingin dibentuk dalam lima tahun mendatang dengan memperhatikan perkembangan renstra periode sebelumnya.

Kedua, penyusunan renstra perlu memperhatikan dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal. Ketiga, penyusunan renstra harus mengidentifikasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses) , peluang (opportunities), dan tantangan (threats) atau SWOT yang dihadapi BPK untuk lima tahun mendatang agar dilakukan secara jujur dan prudent.

"Hal ini penting agar kita dapat menghasilkan rumusan isu yang strategis dan relevan," jelasnya dalam kegiatan yang diikuti para pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama, serta tim kelompok kerja penyusunan renstra dan pelaksana BPK yang dilibatkan dalam penyusunan renstra BPK.

Keempat, Ketua BPK melanjutkan, rumusan isu strategis yang dihasilkan agar ditetapkan prioritas dan kebutuhannya dengan memperhatikan kerangka pendanaan maupun sumber daya yang tersedia.

Dan yang kelima, tahapan dan due process penyusunan renstra agar dilaksanakan secara terukur dan tepat waktu sesuai dengan tahapan dalam kerangka acuan kerja (KAK) penyusunan renstra.

Tidak hanya itu, Ketua BPK juga berpesan agar penyusunan renstra tetap mengupayakan kesederhanaan, terutama dalam pemilihan bahasa. Dengan demikian, renstra BPK mudah diinterpretasikan oleh pimpinan dan pelaksana BPK serta khalayak luas.

"Simplicity helps manage complexity dengan memberikan kejelasan dan meningkatkan pemahaman yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan," tutupnya.

Kick-off penyusunan renstra BPK tahun 2025-2029 yang dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Badiklat PKN) ini, diselenggarakan oleh Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Kebijakan Pemeriksaan Keuangan Negara (Ditama Renvaja).

Dalam laporan Kepala Ditama Renvaja Bernardus Dwita Pradana disampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh arahan dan masukan terkait kebijakan dan strategi BPK di masa mendatang. Menyosialisasikan proses penyusunan renstra BPK dan membahas SWOT BPK untuk lima tahun mendatang. Dan juga untuk membangun komitmen, koordinasi, kolaborasi, dan sinergi dalam penyusunan renstra.

Bagikan konten ini: