BERITA UTAMA

Samakan Perspektif tentang Dampak Pemeriksaan Kinerja Ekonomi Hijau, BPK Selenggarakan Seminar Internasional

JAKARTA, Humas BPK - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menggelar seminar internasional bertajuk "Memanfaatkan Dampak Audit Kinerja menuju Ekonomi Hijau: Multi-Perspektif Regional, Nasional, dan Internasional" atau "Leveraging the Impact of Performance Audit towards a Green Economy: Multi-Perspectives Regional, National, and International" di Jakarta, Senin (5/6).

Ekonomi hijau adalah salah satu aspek signifikan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang menciptakan fokus baru pada ekonomi, dan memberi perhatian pada hasil sosial dan lingkungan yang positif. Dan sebagai bagian dari masyarakat global, lembaga pemeriksa keuangan (Supreme Audit Institutions/SAI) memainkan peran penting dalam memastikan pencapaian SDGs melalui audit program pemerintah yang relevan.

"SAI dapat melakukan audit kinerja dengan menggunakan prinsip dan standar International Organization of Supreme Audit Institutions (atau INTOSAI) untuk memastikan efektivitas ekonomi hijau dan SDGs," ujar Ketua BPK, Isma Yatun, dalam pembukaan seminar internasional yang akan berlangsung selama tiga hari (5-7 Juni) tersebut.

Ketua BPK berharap dengan seminar ini, peserta dapat memperoleh kesamaan perspektif dan pemahaman tentang bagaimana audit kinerja mempengaruhi masyarakat yang lebih baik dengan dampak yang positif dan signifikan, terutama dalam ekonomi hijau.

Dalam seminar ini, Ketua BPK melanjutkan, peserta dapat membahas kerangka kerja konseptual untuk dampak audit kinerja, bahkan memanfaatkannya dan menerapkannya dalam ekonomi hijau.

Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan dampak audit kinerja, antara lain kualitas strategi dan rencana audit kinerja, kualitas laporan audit termasuk temuan, kesimpulan dan rekomendasi, tanggapan dan tindak lanjut oleh entitas yang diaudit, serta strategi komunikasi untuk menerbitkan laporan audit.

Oleh karena itu, Ketua BPK mengungkapkan bahwa BPK membutuhkan pandangan dan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari SAI, pemerintah, komunitas audit, akademisi, ahli lingkungan, dan sektor swasta, untuk mengumpulkan dan menjalin multi-perspektif pemangku kepentingan.

"Kita dapat berdiskusi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam merancang, mengukur, dan memanfaatkan dampak audit kinerja, dengan ekonomi hijau sebagai materi pelajaran," ungkap Ketua BPK.

"Dengan keahlian dan pendekatan multi-perspektif peserta, pada seminar ini kita dapat memperoleh pengetahuan yang komprehensif untuk mencapai tujuan bersama," tambahnya.

Seminar internasional yang diselenggarakan dalam format hybrid ini dilaksanakan dengan dukungan Public Financial Management-Bank Dunia. Tema seminar juga dikaitkan dengan Presidensi ASEAN 2023, di mana ASEAN sebagai Epicentrum of growth.

Selain Ketua BPK, seminar ini juga menghadirkan Wakil Ketua BPK, Agus Joko Pramono, Anggota III BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara III, Achsanul Qosasi, dan Anggota IV BPK, Haerul Saleh, sebagai pembicara. Turut hadir pula pada pembukaan seminar ini antara lain Anggota II BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara II, Daniel Lumban Tobing, dan Anggota V BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara V, Ahmadi Noor Supit.

Seminar ini diikuti oleh delegasi SAI dari berbagai negara, khususnya dari negara-negara ASEAN, lembaga nasional dan internasional terkait green economy dan pemeriksaan kinerja, di antaranya pejabat pimpinan tinggi madya BPK, pejabat kementerian negara/lembaga, senior officials dari SAIs dan organisasi badan pemeriksa sedunia (INTOSAI), juga dari INTOSAI Development Initiative (IDI), Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), Pusat Energi ASEAN, Pemimpin GPS ASEAN, SDG Center Universitas Padjajaran, serta Kantor Akuntan Ernst and Young.

Bagikan konten ini: