Transformasi Abad 21 : Memaksimalkan Peran Lembaga Audit Tertinggi (Seminar Internasional di Washington DC,USA)
Tata kelola pemerintahan, transparansi, peran sistem kenegaraan, akuntabilitas – adalah beberapa tema yang paling ditekankan oleh Bank Dunia dalam bekerjasama dengan negara-negara berkembang. Inti dari semua itu adalah lembaga audit tertinggi (SAI) dari negara-negara tersebut sebagai institusi independen pemerintah yang mengevaluasi kebijakan dan program; memeriksa operasi lembaga pemerintah untuk menjamin bahwa anggaran dipergunakan secara efisien, efektif, dan tepat; serta melakukan investigasi atas dugaan aktivitas yang tidak tepat dan ilegal. Tantangannya adalah untuk membantu membangun kapasitas dari SAI agar mereka mampu memainkan peranan vital ini di negaranya.
Washington, DC, 15 November 2007 – “Bank Dunia dan komunitas SAI merupakan mitra alami,” menurut Direktur Umum Juan Jose Daboub dalam pembukaan seminar Transformasi Abad 21 : Memaksimalkan Peran Lembaga Audit Tertinggi. “ Kami memiliki kepentingan bersama yang kuat dalam meyakinkan tersedianya efektivitas pengurusan sumber daya publik, termasuk sumber daya perkembangan.”
Pada Seminar Transformasi Abad 21 : Memaksimalkan Peran Lembaga Audit Tertinggi telah hadir para ketua lembaga audit dari 25 negara berkembang dan negara donor untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik tentang bagaimana mereka dapat melakukan transformasi yang dibutuhkan untuk memposisikan secara strategis lembaga audit mereka untuk memenuhi tantangan yang senantiasa berkembang di masa kini. Seminar ini merupakan usaha percontohan dari Bank Dunia, United States Goverment Accountibility Office (GAO), dan The Development Initiatives dari INTOSAI (International Organization of Supreme Audit Institutions).
Menurut David Walker, Comptroller General Amerika Serikat, tujuan dari seminar ini adalah “untuk membawa semua kolega dari negara maju dan negara berkembang agar dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman yang akan membantu mengubah seluruh SAI, untuk membantu mereka menjadi yang terbaik.”
Dalam pemberian sambutan bagi para SAI, Sekretaris Jenderal INTOSAI, Dr. Josef Moser mengemukakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan abad 21 yang semakin bertambah, SAI perlu untuk senantiasa berkembang, dan senantiasa memperbaiki kualitas dan efektivitas pelayanan mereka. Jorgen Kosmo, Ketua SAI Norwegia juga Ketua The Development Initiatives INTOSAI, setuju dengan pendapat Dr. Moser, dan menyebutkan pepatah bahwa di dalam dunia ini yang tetap hanyalah perubahan. “SAI, sebagaimana lembaga lainnya, perlu untuk senantiasa mengembangkan diri mereka jika mereka ingin sukses,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa seminar ini menekankan untuk membantu SAI berpindah dari hanya sekedar diskusi menuju praktik.
Peserta Seminar
Para peserta, baik yang diundang karena pengalaman mereka atau karena kepentingan dalam perubahan secara organisasi, mewakili negara-negara mereka dari seluruh wilayah dan berbagai jenjang perkembangan – dari Afrika Selatan, Rwanda, Cina, dan Papua Nu Gini, sampai Republik Kyrgyz, Barbados , Brasil, Irak, dan Maroko.
Seperti dikatakan Priscillia Komora, Ketua SAI Kenya, bahwa “Tantangan utama yang dihadapi oleh SAI adalah kapasitas: bagaimana cara terbaik yang bisa kita lakukan dalam mengembangakan kemampuan dan kompetensi yang kita butuhkan? Yang lainya adalah sistem politik: audit sering mengedepankan isu bahwa Pemerintah tidak mau mendengarkan, dan mereka terkadang dapat menekan pekerjaan kami atau lembaga kami. Seminar semacam ini memberi kami kesempatan yang langka kepada kami untuk belajar dari pegalaman peserta lain, terutama para negara maju. – tantangan apa yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka menghadapinya?”
Ketua BPK-RI, Anwar Nasution, setuju bahwa SAI perlu untuk membangun kapasitas, “Tidak hanya melalui pelatihan, tetapi juga melalui belajar dengan praktik langsung, bekerja sama dengan staf dari Bank Dunia dan negara yang lebih berpengalaman.” Beliau juga menyatakan kesulitannya untuk menegakkan independensi BPK-RI dalam sistem politik di Indonesia, dan perhatiannya tentang usaha privatisasi dewasa ini yang hanya meguntungkan kroni-kroni pemerintah namun tidak meningkatkan efisiensi atau produktivitas. “Seminar ini merupakan suatu jalan keluar dengan mencontoh keahlian dari negara lain dalam upaya untuk mengatasi masalah seperti ini,” kata beliau. Beliau juga menambahkan, “Saya sangat senang melihat fokus dari pemberantasan korupsi – langkah ini lah yang perlu kami tempuh.”
Langkah Kedepan
Melalui seminar empat hari, para peserta akan mendengar dan berinteraksi dengan para staf Bank Dunia – diantaranya, Tony Hegarty, Kepala Bagian Manajemen Keuangan; Peter Harold, Direktur Pelayanan Operasi; dan Fayezul Choudhury, Wakil Presiden dan Pengawas – juga para hadirin dari lembaga pendukung lainnya dan dari SAI internasional.
Para pendukung kegiatan ini berharap bahwa seminar percontohan ini akan diikuti oleh kegiatan lainnya (yang dapat diselenggarakan dalam satu wilayah, dari pada secara global) untuk menyediakan kesempatan membantu pertumbuhan dan perkembangan SAI secara lebih terarah.