BERITA UTAMA

Samakan Pemahaman tentang Konsep Foresight BPK, Workshop Eksekutif Foresight Diikuti Seluruh Pimpinan BPK

JAKARTA, Humas BPK - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sedang dalam proses finalisasi untuk menyelesaikan Foresight BPK pertama yang berjudul: "Membangun Kembali Indonesia dari COVID-19: Skenario, Peluang, dan Tantangan Pemerintah yang Tangguh (Indonesia Remade by COVID-19: Scenarios, Opportunities, and Challenges of a Resilient Government)" dengan menggunakan metodologi scenario planning.

Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan bahwa melalui pendapat foresight ini, BPK mengungkap risiko-risiko dalam lima tahun ke depan terkait berbagai aspek akibat pandemi COVID-19, sehingga pemerintah dapat mengantisipasi dan memitigasi risiko-risiko tersebut.

"Foresight diharapkan dapat memberikan gambaran tentang masa depan dengan menyoroti implikasi jangka panjang dari keputusan atau kebijakan yang diambil pemerintah saat ini, sehingga dapat mencegah terjadinya krisis," kata Ketua BPK pada Workshop Eksekutif Foresight yang dilaksanakan di Auditorium BPK, pada Selasa (21/9).

Foresight BPK yang sedang disusun, Ketua BPK menjelaskan, adalah dalam rangka mengaktualisasikan dua prinsip yang terkandung dalam INTOSAI 12 Principles on the Value and Benefits of SAIs- Making a Difference to the Lives of Citizens, yaitu "Demonstrating ongoing relevance to citizens, parliament, and other stakeholders" (Menunjukkan relevansi berkelanjutan bagi warga negara, parlemen, dan pemangku kepentingan lainnya), dan "Being a credible source of independent and objective insight and guidance to support beneficial change in the public sector" (Menjadi sumber yang kredibel untuk wawasan dan panduan yang independen dan objektif untuk mendukung perubahan yang bermanfaat di sektor publik).

"Dengan memberikan wawasan dan panduan yang independen terkait skenario-skenario di masa depan, maka BPK dapat meningkatkan manfaatnya dengan membantu pemerintah melihat risiko-risiko tersembunyi untuk mencegah terjadinya krisis," ungkap Ketua BPK.

Workshop Eksekutif Foresight bertujuan untuk menyamakan pemahaman di antara Pimpinan BPK dan para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (PPTM) mengenai konsep Foresight BPK dan isi buku pendapat Foresight BPK. Oleh karena itu, kegiatan ini diikuti oleh seluruh Pimpinan BPK dan para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan BPK.

Hadir secara virtual Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono, Anggota I BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara I Hendra Susanto, Anggota IV BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara IV Isma Yatun, dan Anggota V BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara V Bahrullah Akbar. Sedangkan yang hadir secara langsung yaitu Anggota II BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara II Pius Lustrilanang, Anggota III BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara III Achsanul Qosasi, Anggota VI BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara VI Harry Azhar Azis, dan Anggota VII BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara VII Daniel Lumban Tobing.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang berpengalaman dan mempunyai latar belakang sesuai topik yang akan disampaikan, yaitu Partner at Monitor Deloitte, Deloitte Consulting Southeast Asia - Singapore Keith Davis, yang bergabung secara virtual. Pada kesempatan ini, Keith Davis yang merupakan salah satu pakar dunia dalam metodologi perencanaan skenario, akan berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai aspek-aspek kunci dari scenario planning.

Selain itu, workshop ini juga menghadirkan Dosen pada Departemen Sosiologi Universitas Airlangga Daniel T. Sparingga, yang akan membawakan topik Buku Pendapat Foresight BPK. Daniel T. Sparingga juga akan memberikan sharing dengan tema "Membaca Masa Depan Melalui Scenario Planning".

Adapun yang bertindak sebagai moderator pada kegiatan tersebut adalah Shuhaela F. Haqim, Direktur Government and Public Sector (GPS), Deloitte Consulting Asia Pacific. Selain sebagai moderator, Shuhaela F. Haqim juga menjadi narasumber dan memandu jalannya sesi tanya jawab pada workshop tersebut.

"Dengan terwujudnya pendapat Foresight BPK untuk pertama kalinya, maka BPK akan memenuhi takdir sejarahnya menjadi lembaga pemeriksa atau Supreme Audit Institution (SAI) ke-11 di dunia dan ke-2 di Asia yang menjalankan peran foresight sebagai implementasi Rencana Strategis (Renstra) BPK 2020-2024," ujar Ketua BPK.

Bagikan konten ini: